Selasa, 06 Maret 2012

Aku, Kamu, Kita Agent of Change Masa Depan!!

Saat itu dengan meneteskan air mata ibu berkata, “Nak, maafkan ayah dan ibu jika tidak sanggup membiayaimu ke bangku kuliah”. Kulihat ibu menatapku dengan mata berkaca-kaca, sangat dalam dan penuh makna. Hanya itu yang dia ucapkan lalu terdiam. Kulihat bibirnya kaku, pucat pasi. Aku tahu dia pasti berat mengatakan ini. Sepertinya dia ingin aku tahu kalau ayahku sudah tidak sanggup lagi bekerja membanting tulang, memeras keringat, dan merelakan punggungnya dibakar sang matahari. Akupun terdiam menatap langit-langit rumah, sinar matahari menembus melalui luang-lubang kecil di atap, mengenai wajahku. Aku membayangkan masa depanku jika aku harus berhenti sampai di sini. Ku palingkan wajahku dari langit-langit, lalu menatap ayah. Ia hanya terdiam, terlihat jelas di matanya beban-beban kehidupan yang selama ini harus  ia tanggung, menghidupi kami sekeluarga. Dahinya dipenuhi kerutan karena tiap hari ia memutar otak bagaimana supaya anak-anaknya bisa sekolah. Tidak kenal siang ataupu malam, tak mengerti lelah. Sepertinya hatinya berontak, perlahan air mataku menetes, hatiku seakan tersayat, perih kurasa. Ayah dan ibuku mungkin tidak pernah tahu kalau selama ini aku selalu berpikir untuk melepaskan mereka dari belenggu. Belenggu dari tuntutan-tuntutan yang harus mereka penuhi di tengah mahalnya harga sebuah pendidikan di negeri ini. Sebulan lebih sejak saat itu, au mendapat telepon dari Paramadina kalau aku lulus program Paramadina Fellowship 2010. Rupanya Tuhan Mahaadil. Terima kasih ayah dan ibu atas doamu, akan kubuktikan kepada dunia bahwa seorang anak petani suatu saat juga bisa meraih mimpinya meski lika-liku hidup tu masih panjang serta halangan dan rintangan menanti didepan. Abd. Said, alumni SMAN 1 Pinrang, Sulawesi Selatan (sumber : Majalah Fellowship 2010 dengan beberapa perubahan oleh penulis)

Itulah salah satu cerita seorang teman yang berhasil meraih program beasiswa yang ditawarkan sebuah universitas yang “kecil” dalam artian ukuran, namun HEBAT ditengah-tengah pusat peradaban, Universitas Paramadina. Memang di tengah himpitan hidup masa kini, para generasi yang diharapkan menjadi pewaris bangsa seakan kurang atau bahkan mungkin tidak dilirik untuk sekedar mencicipi pendidikan yang lebih tinggi. Mereka seolah dipojokkan di negeri sendiri, tertatih berjuang melawan hidup, menggapai cita-cita. Maka tak salah jika ada kalimat miris tapi unik “Orang miskin dilarang sekolah”. Tapi apakah itu benar?

Ternyata TIDAK kawan. Masih ada segelintir orang yang mau memikirkan nasib kita wahai pemuda yang terpinggirkan. Ternyata masih ada yang mau memberikan sedikit hartanya demi kita para harapan bunda pertiwi. Maka bersyukurlah Paramadina telah menyadari itu.
Dengan melakukan kerjasama dengan para dermawan tersebut, alhamdulillah secercah harapan itu muncul. Manfaatkan kesempatan itu, jangan mau berkutat pada keadaan yang terus menekan hidup.
Penerima Paramadina Fellowship 2011

Kita haru mampu, kita harus bisa, mimpi itu ada, dan harapan itu ada. Berikut pemaparan program tersebut :
PARAMADINA FELLOWSHIP 2012 (“PF 2012”)
Untuk Anda yang memiliki kecerdasan emosional dan jiwa kepemimpinan, mudah bersosialisasi, serta beretika tinggi.
PERSYARATAN MENGIKUTI PF 2012
• Siswa kelas 3 atau lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau sederajat dari seluruh Indonesia.
• Siswa kelas 3 atau lulusan SLTA atau sederajat, dengan nilai rata-rata NEM/UAN, STTB, dan Raport Kelas I,
II dan III, minimum 8,00.
• Tanggal lahir 1 Januari 1989 dan setelahnya.
• Aktif dalam kegiatan organisasi intra dan ekstra sekolah.
• Mampu berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
• Tidak pernah terlibat tindak kriminal (penyalahgunaan narkotika dan miras, pemalsuan, pelecehan seksual
dan tindakan asusila lainnya, serta tindak kekerasan).
• Memahami dan menyetujui semua persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam program beasiswa ini **
**) Ketentuan yang berlaku :
1. Penerima beasiswa harus menyelesaikan masa kuliah maksimum dalam kurun 4 tahun kalender akademik.
2. Siswa yang tidak mendapatkan nilai IPK minimum 3,25 selama dua semester pada saat perkuliahan, dinyatakan gagal dan
tidak lagi memperoleh beasiswa untuk penyelesaian sisa masa studi.
3. Siswa wajib memenuhi nilai non akademik minimum 60 poin dan rata-rata 15 poin per-tahun kalender akademik selama
berkuliah di Universitas Paramadina.
4. Nominasi ini akan gugur dengan sendirinya apabila siswa/pendaftar dinyatakan tidak lulus UAN.
5. Tidak sedang menerima beasiswa untuk pendidikan tinggi.
6. Selama menjalani PF, tidak boleh menerima beasiswa lain,.
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PENDAFTARAN PF 2012
Pendaftar harus melengkapi seluruh dokumen yang diminta. Hanya dokumen yang lengkap, detail, dan sesuai petunjuk, akan diproses lebih lanjut. Keterangan menyangkut dokumen-dokumen yang diminta, dapat dilihat pada bagian DAFTAR DOKUMEN.
Formulir pendaftaran (beserta seluruh dokumen) harus sudah diterima oleh Universitas Paramadina paling
lambat tanggal 7 April 2012 (stempel pos) dan 14 April 2012 (menyerahkan langsung ke Paramadina). Pendaftar harus mencantumkan kode PF 2012 dibagian kiri atas amplop dan dialamatkan kepada:

Tim Panel Paramadina Fellowship 2012
Universitas Paramadina
Jl. Gatot Soebroto Kav. 97
Jakarta, 12790
(more info : http://paramadina.ac.id/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=74&Itemid=116&lang=en)

Hanya sekedar share pengalaman nih ya, banyak keuntungan yang telah saya peroleh selama menjalani program ini. Dari nilai beasiswa, selain biaya studi full maksimal 4 semester, saya juga memperoleh dana transportasi dari daerah asal ke Universitas Paramadina, dana pendukung pra-kuliah Rp.2.500.000,00(dua juta lima ratus ribu), tunjangan buku Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) per semester, dan biaya hidup (living allowance) sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) per bulan. Ditambah lagi fasilitas asrama yang WAJIB selama 2 tahun bagi penerima fellow, kemungkinan pelatihan dan magang di perusahaan donor, serta peluang kesempatan kerja dari Donor setelah menyelasaikan program S1.
Berbagai karya inovatof telah membuat Universitas Paramadina semakin berkicau. Selain program Paramadina Fellowship yang menjadi kompas bagi universitas-universitas lain dalam membuat program serupa, Matakuliah Anti-korupsi pun menjadikan Paramadina sebagai universitas perintis yang mewajibkan matakuliah tersebut, bahkan pertama di dunia (hal ini pernah diungkapkan pada forum Internasional Antikorupsi di luar negeri, lupa nama negaranya).  Program dual-transkrip juga menjadi hal unik, dengan harapan mahasiswa dapat memiliki prestasi yang bukan hanya di akademik semata, namun aktif dalam berbagai aktivitas non-akademik. Dan masih banyak lagi virus-virus positif yang siap ditebarkan Paramadina, yang bukan untuk disombongkan, namun diharapkan dapat dijadikan kiblat dan pilar pendukung pendidikan Indonesia.
@Metro TV

Itu baru dari segi fisik. Belum lagi pengalaman-pengalaman yang ditawarkan antara lain organisasi (Himpunan Mahasiswa dan UKM), acara-acara bertaraf nasional dan Internasional baik undangan maupun stasiun televisi. Antara lain, audience Sarasehan Anak Negeri Metro TV, Democrazy Metro TV, Barometer SCTV, dan masih banyak lagi. Tak kalah menariknya bertemu dengan para petinggi-petinggi negara, yang bahkan sudah menjadi hal yang biasa bagi mahasiswa Paramadina (dulu sempat agak shock dan norak saat awal-awal saya berada di kampus ini ketika bertemu orang-orang penting, yang bahkan dalam tiap minggu nya pasti ada yang “mampir” ke kampus kami).
Satu hal yang menarik pula, ternyata kampus kami mendapat julukan “Kampus Artis”. Memang tak dapat dipungkiri, cukup banyak artis yang menyelesaikan studinya di Universitas Paramadina. Sebagai contoh, Budi Do Re Mi yang terkenal dengan suara merdunya yang khas, penyanyi muslimah bersuara syahdu Sulis, pemain sinetron Dinda Kanya Dewi, dan masih banyak lagi yang menambah keunikan Universitas Paramadina yang menjunjung tinggi pluralitas. Antara orang-orang “ngartis” dan orang-orang daerah sama sekali tidak ada diskriminatif dan membeda-bedakan. Tidak ada cerita orang Jakarta yang borjuis sombong dan merendahkan kami yang dari daerah. Kita semua egaliter dan sama. Semua bersahabat dan sama-sama mencari ilmu. Dan karena inilah saya bangga menjadi Mahasiswa Universitas Paramadina.
Kebersamaan di Kantin Kampus Paramadina

Saya membuat tulisan ini semata-mata untuk menyampaikan dan berbagi informasi kepada pembaca sekalian. Dan saya juga berharap agar pembaca bisa menyebarkan informasi ini kepada yang membutuhkan. Ingat! Kita mungkin tidak membutuhkannya, namun terlalu banyak yang sangat butuh akan informasi ini. Sekali menyebarkan, berarti kita ikut dalam membantu memberikan kesempatan para generasi muda untuk menata masa depannya. Salam sukses :))

Muhammad Fadly-Paramadina Fellowship 2011

3 komentar:

fuad mengatakan...

mantapp.... sukses kawann, keren2.. :) ewako

Ardie Ramadhana mengatakan...

Tulisannya bagus fad. Kaget aja baca ceritanya eh ujung ujungnya - Abd Said. wkwkwkwkwk. Kirain siapa -_-"

Singasarian mengatakan...

Bagus lah... keep going! :)
Bergeraklah dan terus menginspirasi sahabat yang tak kamu kenal,