Hallo
blogger :D sangat cukup lama kita bersua kembali setelah sekian lama ga punya
waktu untuk nulis ini :D
Sekarang
tanggal 20 Juli 2013, yaaah bertepatan dengan hari jadi rumah kedua ku, tempat
aku membuang sekaligus menciptakan penat, tempat dimana isi kepala seolah di
mixer puter-puter hingga kadang memaksa aku nangis dalam diam (karena gabisa
nangis hahahh). Namun entah kenapa tempat ini pula yang selalu berhasil membuat
aku tersenyum damai, dan memaksaku tanpa “paksaan” untuk tetap berada di tempat
ini. Yup itulah Paramadina Choir :””
18 Oktober
2013. Aku masih ingat betul hari dimana aku diberikan suatu kepercayaan yang
sebenarnya aku sendiripun tak pernah menyangka hal itu. Aku terpilih menjadi
Ketua Umum di rumahku itu (baca : Paramadina Choir). Lucu sih, karena baru
banget aktif lagi di PC, baca partitur aja masih buta, tapi sudah ditunjuk
teman-teman. Hufft
Tapi
yasudahlah, teman-teman seangkatan juga menyanggupi untuk membantu aku
menjalankan ini, akhirnya dengan langkah pasti (lebih tepatnya nekad) ku
sanggupi saja tanggungjawab ini. Tanpa diberi waktu bernafas, mulai saat inilah
perjuangan itu dimulai!!
Lomba
Paduan Suara dan Festival Lagu Daerah UNTAR, menjadi tantangan pertama
kepengurusan kami. Kuyakinkan teman-teman bahwa “Go International itu bukan hal
yang tidak mungkin. Sekarang kita hanya fokus untuk kompetisi ini, berusaha
semaksimal mungin, dapat gelar, dan dengan gelar itu kita bisa meyakinkan Kak
Pitung (Pelatih kami) untuk mewujudkan mimpi yang lebih ga berwujud dari
bayangan sekalipun.” Dulu aku juga hanya berandai-andai (memang saya mahir
untuk berandai), aku pengen suatu saat nanti PC bisa membawakan lagu daerah
yang betul-betul full koreografi seperti paduan suara mahasiswa lainnya. Dan di
kompetisi ini semua ucapan pengandaian yang terlontar itu berwujud. Kami
mendapat gelar trophy Peringkat 5 Lagu Perjuangan dan Silver Medal untuk lagu
daerah. Dan satu lagi, ternyata di kompetisi ini terbukti bahwa kami juga bisa
nyanyi sambil koreografi \m/ Ini menjadi kemenangan pertama di kepengurusan
kami. :”D
Betul saja,
dengan gelar ini kak pitung akhirnya luluh dan mengizinkan kami untuk mencoba
melangkah ke tahap selanjutnya, GO INTERNATIONAL!!
Segera ku
kumpulkan semua data dan informasi mengenai kompetisi international, dan
kuserahkan ke kak pitung. Mulai dari lomba di Bali, Manado, Riga, Budapest, dan
pilihan akhirnya jatuh di 3rd Vietnam International Choir Competition.
Tepat 5
Desember 2012, kami mendapat surat resmi dari pihak penyelenggara event,
Interkultur, dan melengkapi semua berkas registrasi yang diperlukan. Proposal
juga mulai disusun.
28 Desember
2012 proposal sudah jadi. Namun masih perlu di edit sana sini, baik dari
pelatih, kampus dan senior. Jujur saja tahap ini juga sukses besar membuat aku
frustasi tingkat dewa (bisa dilihat di postingan aku sebelum-sebelum ini).
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar menguji mental, kurang lebih
bunyinya seperti ini : “Emang kalian udah pantas ikut Go International?”.
Kututup saja telingaku, dan kukuatkan dalam hati bahwa kepantasan itu dapat
benar-benar pantas jika dari dalam diri kita telah yakin bahwa kita memang
pantas berada diposisi itu. Dan kepantasan diperoleh setelah melalui proses,
jika kami bisa melalui proses itu dengan sangat cantik, maka kami sangatlah
pantas akan hal itu. Dan meyakinkan orang-orang, termasuk pengurus, anggota,
dan seluruh kepala yang bertanya-tanya itulah yang menjadi salah satu tugas
berat bagiku. Berat! Karena aku mencoba meyakinkan orang disaat dimana aku juga
sebenarnya butuh peyakinan itu. :”)
28 Januari
2012, proposal baru bisa turun cetak. Kukerahkan agar segera disebar. Fundrising
juga sudah mulai jalan. Kami telah berjalan, namu ternyata di tengah perjalanan
itu masih banyak batu-batu yang berserakan.
Salah satu batu yang sangat terasa adalah mengumpulkan uang registrasi 5
juta rupiah dalam waktu sekitar seminggu dua minggu. Kami mencoba meminta
bantuan kampus, namun yang kami peroleh malah pertanyaan yang membuatku kembali
menatap sinis, “Memang kalian sudah yakin akan berangkat?” Padahal saat itu
seharusnya kampus memberikan kami solusi pemecahan masalah kami ini. “Mana
mungkin kami sudah sebulan lebih mengurus kelengkapan berkas dan proposal
sampai berkeringat namun kami tidak yakin?” Kulupakan saja harapan kami pada
kampus itu, dan mencari 5 juta dengan berbagai cara. Akhirnya entah rejeki dari
mana, ada-ada saja usaha kami yang berbuah manis. 5 juta sebagai ujian awal
berhasil kami kumpulkan, dan segera mengirimkan biaya registrasi tersebut. Nama
kami “Paramadina Choir” telah resmi tercatat sebagai peserta kompetisi dengan
nomor V13-RI06!! Dan aku juga saat itu dapat berkata pada pihak kampus bahwa
“Kami berhasil mengumpulkan 5 juta itu, dan semoga menjadi jawaban bagi kampus
bahwa dengan kemandirian kami, kami yakin berangkat dan mewujudkan mimpi ini”.
Tak sampai
disitu, kami juga harus mencari partitur berlisensi. Lagu ondel-ondel menjadi
partitur termudah karena kebetulan aku juga sudah pernah berkomunikasi dengan
arrangernya. Lagi-lagi karena berandai-andai saja, aku pengen PC bisa bawain
lagu “Kerraban Sape” dengan full spirit seperti yang pernah dibawain salah satu
PSM lain (baca : Untar). Akhirnya dengan budget 1,5 juta, kami berhasil membeli
dan menjadi partitur pertama kami yang berlisensi. Dulu aku juga sering
streaming Youtube dan suka melihat salah satu penampilan PSM (baca : Paragita
UI) yang membawakan lagu Maluku dan selalu berhasil menghipnotis aku. Akhirnya
dengan bantuan pelatih, kami dapat izin langsung dari kak Farman Purnama
(arranger) untuk membawakan lagu Mande-mande berkomposisi 8 suara yang super
susah tapi super indah. :”D Lagi-lagi aku juga suka banget dengan Soleram versi
lambat yang pernah dibawain PSM lain (baca : Paramabira BINUS). Dengan susah
payah kami mencari kontak mereka, akhirnya kami dapat menyalin partitur mereka
itu. Hujan-hujanan, aku dan Yoko (salah satu pejuang) mampir ke Binus untuk
ngambil partitur tersebut (meskipun ga berlisensi karena arrangernya tidak kami
temukan). Dan Alhamdulillah 4 partitur sudah ditangan!! 2 partitur lainnya :
Ill Est Bel Et Bon dan Nicolette tidak perlu lisensi karena sudah publish untuk
umum. Lengkaplah sudah partitur yang menjadi senjata kami itu \m/
Beberapa
hari setelah kami mengirimkan kelengkapan berkas, kami sudah mendapat email
untuk membayar DP akomodasi sebesar 20 juta dari total yang harus kami bayarkan
96 juta!! Jeng jeng jeng jeng lagi lagi batu kedua ada depan kami. Setttrrresss
ga noh?! Aaah ngga biasa aja (padahal hati miris :”p ). Kami mulai menggenjot
jualan di kampus, jualan di Monas dan Senayan setiap sabtu dan minggu. Malam
minggu nya kami juga harus ngamen di sepanjang Trans Tandean, Blok M dan
berakhir di Barito. Sevel-sevel, lapak-lapak penjual makanan pinggir jalan,
restoran hingga Sturbucks tak luput kami singgahi demi mengumpulkan receh demi
receh. Urat malu? Sepertinya itu sudah putus satu demi satu. Ga ada lagi kata
malu, gugup dsb. Yang ada tinggal tebal muka, melupakan capek menyusuri jalan,
dan terus bernyanyi. “Cinta akan
kuberikan bagi hatimu yang damai” yaah sepenggal lagu yang sering kami
dendangkan hingga larut malam (tak jarang sampe rumah jam 1 dini hari).
Kami juga
mencoba “mengemis” di mall-mall dengan menawarkan donasi kepada orang-orang
yang kami anggap berpotensi (meskipun ngemis ini ga ada hasil). Tapi entah
kenapa ada-ada saja jalan Tuhan hingga kami akhirnya dapat mengumpulkan dana
itu. Rajawali Foundation ngasih angin segar dengan memberikandonasi. Dan terkumpullah 20 juta :”D
Tak sampai
disitu, kami masih harus melunasi akomodasi sisa 46 juta. Belum lagi biaya
transpotasi (pasawat dan bus). Semua aktivitas itu dengan sepenuh hati kami
lewati SETIAP HARI. Pagi jualan sambil kuliah, kalau kuliah kosong kami nyebar
proposal ke sponsor, malam latihan untuk persiapan, dilanjutkan rapat hingga
tengah malam. Besoknya kuliah lagi. Kalau sampe sabtu malam kami ngamen lagi,
Minggu jam 6 kami jualan tawaf di Monas, jam 10 kami harus latihan lagi. Besok
seninnya kami jualan dikampus lagi dan seterusnya. Belum lagi setiap hari minggu kami membeli kue dini hari ke Pasar Senen. Ada cerita lucu saat aku bareng salah satu pejuang (sebut saja Dzae) naik motor ke Senen pukul 03.00 dini hari. Udah dingin, hujan pula >.< kami nekad menerobos hujan. Tiba-tiba ada mobil dengan songongnya lewat dan menyemburkan genangan air ke arah kami. Alhasil seluruh pakaian kami basah kuyub dan orang-orang nongkrong yang menyaksikan kejadian itu hanya menertawakan kami huhuhh :( Mau ga mau dinginnya malam juga kami tembus agar bisa jualan hati itu. :"
Begitulah roda kehidupan
kami, 27 anak dungu, selama kurang lebih 5 bulan. Kenapa aku bilang dungu?
Karena aku pikir mau-mau saja mereka menjalani aktivitas super memusingkan
sampe ubun-ubun itu dengan tetap semangat. Padahal kan bisa saja mereka kabur
dan menghilang ga mau ngelanjutin rutinitas itu lagi. Dan jawaban paling logis,
karena kami sudah terlanjur cinta pada organisasi ini. Karena kecintaan itulah
kami berkomitmen dan rela mati-matian untuk mimpi itu, mimpi kami bersama :”D
Oyah ada
cerita lain yang sering terjadi. Setiap akhir latihan, sekertarisku (sebut saja
Amel) pasti bertanya “Sudah berapa persen?” (maksudnya keyakinanku akan mimpi
ini). Awalnya aku jawab 90% dengan semangat. Di saat kemelut dan kepasrahan
seperti ini, kadang aku jawab 90% tapi dengan muka lesu. Bahkan kadang aku
hanya melemparkan senyum saja karena tak tahu ini benar akan terwujud atau
hanya akan menjadi sekedar momok angan yang tak kesampaian. Kalaupun aku sudah
benar-benar terlihat kusut, pasti ada sahabat yang selalu setia menyemangati.
Dzae dengan tulisan kartunnya : (gambar), Nina dengan rengekan manjanya, Isra
dengan ajakan ke Sevelnya, Amelngajakin “kencan” ma’embareng, mba Irma dengan tawa namun tetap
sinisnya, Biru dengan senyuman mata berairnya, Yoko dengan curhatannya, mas Cholis dengan semangatnya ngangkat keyboard, dan
kelupaan : Atin dengan susu ultranya :”D Aku bangga mereka ada disamping aku
:””
Dan disini
aku kembali memainkan lakon dengan topeng, harus berusaha terus memberikan
mereka semangat, membuat mereka tersenyum, padahal aku sendiri saat itu
sebenarnya mulai letih dan penuh tanda tanya. Membuat orang tertawa padahal
kita sendiri membutuhkan tawa, yaaah resiko pemimpin Hahahahhahh
Singkat
cerita kami berhasil mengumpulkan 46 juta plus uang pesawat. Bantuan masuk dari
Pertamina melalui bantuan ibu Pratiwi, BTPN, Bandar Djakarta, Cosmo Girl,
Kratingdeng ditambah iuran peserta. Djarum Foundation juga menjanjikan akan
membantu kami. Mimpi itu
sudah didepan mata!!
Ada satu
cerita penolakan lagi yang kami peroleh dari kementerian/pemerintah. Ketika
kami ingin melakukan follow up mengenai perkembangan proposal kami, dengan
tanpa bersalah oknum ibu yang bertanggungjawab untuk urusan ini menjawab, “Wah
emang kalian sudah menang apa saja? Kalau kompetisi ini mah semua paduan suara
juga bisa ikutan. Kami belum bisa membantu kalian”. Sakit gak??!! Yaah memang
ini adalah langkah pertama kami berkompetisi International, dan memang banyak
PSM lain yang bisa mengikuti kompetisi ini. Saya tidak menyalahkan opini itu.
Namun cara penolakannya itu yang saya sesalkan. Bagaimana mungkin kami ke sana
membawa sejuta harapan, dengan penuh harap dapat sokongan dari pemerintah kami
sendiri. Tapi malah mendapatkan cara penolakan seperti itu?! Down? Kami pasti
down. Tapi cukup untuk saat itu saja. Kemudian muncul dendam yang berkecamuk
dari dalam diriku untuk membalas dengan prestasi. Lihat saja!!
18 Juni
2013. Pukul 02.00 dini hari kami sudah berkumpul di kampus. Perjuangan
selanjutnya baru dimulai, Kami menuju Bandara mengendarai Damri. Sampai di
bandara menuju Vietnam dan transit di Singapura dengan dibagi 2 kontingen
(karena keterbatasan kuota pesawat). Dan disini secuil kisah pemanis kembali
terjadi.
Layaknya
cerita dalam sinetron, ternyata kloter II menghadapi suatu masalah. Saat
memasuki Gate keberangkatan, ternyata mereka ditahan. Mereka tidak tahu dan
tidak melakukan chek-in transit (maklum baru pertama kali perjalanan keluar
negeri). Segala upaya mereka lakukan. Dengan bantuan Ibu Melody (Manager
Bandara Changi Singapura), mereka menghubungi pihak maskapai TA. Satu-satunya
cara yaitu menghubungi pilot karena pesawat masih 30 menit sebelum take off. “Atas
alasan apa Anda tida mengijinkan mereka naik?” dengan ikut terisak ibu Melody
menelepon manager TA. “Mereka terlambat” jawaban yang tetap keukeuh diucapkan
oleh pihak TA tersebut. 30 menit berlalu dengan semua bayangan yang menghantui.
Seolah mereka berada diposisi dimana mereka sudah berada di depan gerbang untuk
masuk mengambil mimpi mereka. Tapi ternyata gerbang itu tertutup perlahan bahkan
roboh tanpa memberikan mereka sedikitpun jalan untuk mimpi itu. Mereka menangis
sejadi-jadinya. Sempat terlintas dibenak mereka “Apakah cukup sampai disini
saja?” Tapi bagaimana mungkin sedangkan sebagian kekuatan tim ada di mereka.
Dengan segala upaya yang masih tersisa, mereka mencoba menghubungi orang yang
kira-kira dapat membantu. Mereka menghubungi Ibu Pratiwi namun ternyata beliau
tidak dapat mentransfer saat itu juga. Akhirnya terlintalah dibenak mereka
untuk menghubungi rektor kami, Bapak Anies Baswedan. Setelah Pak Anies ngobrol
dengan ibu Melody, mereka dapat memesan tiket JS. Nomor kartu kredit beserta
passwordnya diberikan pak Anies saat itu juga. Alhamdulillah tiket sudah
ditangan. Lantas kok bisa Pak Anies memberikan suatu harta kepada mereka yang
bisa saja mereka bisa menggunakannya sembarangan. Dan itulah yang pak Anies
sebut “Kepercayaan Tanpa Syarat”. Meluaplah rasa haru itu. Kini mereka harus
betul-betul tampil maksimal untuk membayar tangis kami. Big Thanks to our
Beloved Rector!! :”
Tepat pukul 21.00 Tim PC menuju Hoi An
City dengan perjalanan darat menggunakan Sleeping Bus selama 25 Jam. Diperjalanan
tak lupa kami mengulang dengan latihan lagu-lagu yang akan kami bawakan.
Tanggal 19 Juni 2013 pukul 22.00 kami tiba di Hoi An City dan menginap di
Southern Hoi An Hotel. Istirahat untuk pemulihan fisik.
20 Juni 2012. Hari itu tiba! Setelah
sarapan dan laihan pemanasan, kami menuju venue kompetisi untuk geladi resik
dan uji coba panggung. Pukul 14.00 kami memulai berkompetisi untuk kategori Mixed
Choir Difficulty level II. Semua rasa lelah seolah ingin kami bayar di momen
ini. Kami berusaha memberikan yang terbaik. Pukul 15.00 kembali ke hotel,
istirahat dan latihan persiapan kompetisi kedua kategori Folklore. Malamnya
kami mendapatkan kabar dari pihak panitia bahwa kami masuk kedalam babak Choir
Prize dan diharapkan tampil lagi membawakan 2 buah lagu. Awalnya kami belum
terlalu “ngeh” untuk babak ini.
.
Jumat, 21 Juni 2013, kami mempersiapkan
penampilan lalu kemudian menuju venueuntuk kategori Folklore. Pukul 15.00 kami kembali
berkompetisi di babak Choir Prize untuk memperebutkan gelar Winner of Choir
Prize. Dan setelah tampil, kami baru betul-betul sadar kalau kami masuk dalam 5
besar paduan suara terbaik yang beradu dibabak ini, melawan USA, Korea, dan
rekan dari Indonesia juga (PSM UIN dan Tri Tunggal Christian Scool Choir)
Pukul
17.00 saat-saat
mendebarkan tiba. Awards
Ceremony, pengumuman pemenang akhirnya dating juga. Dag… Dig… Dug… Kategori pertama yang dibacakan
adalah Mixed Choir B1 (yang kami ikuti).Satu pertanyaan muncul, adakah nama
kami mendapatkan perunggu. Ternyata Bronze terlewat.Melangkah ke Silver.Salah
satu saingan kami yang juga dari Indonesia (yang menurut aku sangat keren)
mendapat Silver. Mungkin kami juga Silver (yang menurutaku sendiri sudah mencapai
ekspektasi awalku). Tak disangka Paramadina
Choir memperoleh Golden Diploma I sekaligus Winner of Category untuk Mixed
Choir Difficulty level II. Teriakan dan tangis haru meledak saat itu juga. Namun
aku sendiri, hanya diam. Yaah diam kayak orang oon.. Gimana ngga? Antara
senang, haru, bangga, sedih (karena ingat utang yang masih menggunung)
bercampur jadi satu. Dan aku hanya meluapkannya dengan diam. Hahahahahh :”D
Melaju ke pengumuman kategori Folklore. Satu per satu nama
peraih bronze disebutkan. Nama kami tak juga disebut. Melangkah ke Silver. Tak
muluk-muluk, aku memang targetnya Silver. Tapi ternyata Tuhan masih ingin
memberikan kami kejutan lebih indah. Nama kami berada di urutan ketiga dan
meraih Golden
Diploma III. Haru seharu-harunya, loncat sejadi-jadinya.
Penolakan itu… Tatapan
sinis akan kemampuan kami itu… Kepercayaan itu.. Semangat dari teman-teman itu…
Doa dari teman-teman itu… Semua langsung terputar dalam rekaman di otakku…
Inilah pembuktian kami… Dan lengkaplah sudah perjuangan kami selama 6 bulan
lebih dan ditutup dengan kado maha indah :””D
Mau liat orang-orang dalam tim hebat saya? Ini dia :
Dari kanan bawah yaak :D
1. Budi Prasetyo, bassis kami. Dia rumahnya jauh loh di tangerang. Tapi selalu maksain buat komitmen dateng!
2. Kak Nabila Aidid, ini dia nih, ketika dia
ngomong, ga ada orang lain yang berani ribut. Coba aja sekali-sekali
ribut kalo ngga digigit ama doi. hahahah :D Tapi liat kostum kami kan?
Nah itu semua dia yang rancang.. Keren!!
3.Moerdiyanti Ivanna Putri. alto kami yang setia menyambut kami lebih awal di kelas. Kita disuruh ngumpul jam 5, dia sudah stay jam 4!! Patut ditiru nih :D Ada yang mau daftar?
4. Dek Sintya, sama dengan Putri. Loyalitasnya tak perlu diragukan lagi meskipun pendatang baru. Salah satu sumber pemecah masalah aku juga kalo lagi pengap :D
5. Amalia Mulyasani, sang pembuat absen. Ini dia
yang sering ngingetin gue, agenda-agenda gue, gue butuh apapun dia
jabanin, sampe-sampe tas gue juga tiap hari dia bawain. Sekertaris yang
baik :p
6. Kak Pitung, si tangan emas. Berkat beliau nih,
kami sekarang bisa sampe tahap ini, dapet prestasi dan meraih mimpi
kami. Nilai kedisiplinan, tanggungjawab dan saling menghargai sangat
beliau tanamkan pada kami. Big thanks kak pitung :))
7. Kak Kenny Kencanawati. Ini juga senior yang tipikal aktivis banget di kampus, tapi semangatnya buat tetap stay di padus juga tinggi loh :D
8. Anita Restiana. Anda merasa puyeng atau sakit apapun? Hubungi saja doi. Dijamin resep panjang lebar dia jelasin :D Komitmen anak ini juga patut diacungi jempuol (y)
9. Mba Irma N. Malia, sang pembuat midi. Mba yang satu ini gokil tapi sinis naujubillah. Kalau udah nemu dunianya (laptop + headset), beuh jangan coba ganggu.
10. Krisnawati. Si soleram yang satu ini, si kesayangannya udin. Doi kalo soal makan jangan diajak taruhan yaa.. Tapi cabi cabi nan manja gini, suaranya cetar loh.. Maklum soli soprano :D Klo aku udah setres, pasti dia dateng samping aku buat sekedar merengek >.<
11. Fathul Pino Sugama. Kalo tadi nina itu soli versi cewe, nah anak ini yang soli versi cowoknya. Meskipun kadang telat karena ketiduran, tapi pasti doi bakal stay tone. komitmennya juga great!!
12. Kak Faras Dianda, ini senior yang akan selalu stay kalau ada event yang tak berkoordinir. Dia selalu bantu untuk nyelesaiin masalah terutama dengan pihak kampus. Maklum satpam kampus #eh maap anita #ups
13. Fika Aviandri, ini salah satu anggotaku yang loyal beud. Kita disuruh ngumpul jam 6, eh dia jam setengah 5 udah stay di kelas. Absennya jangan ditanya :D Salute!
14. Kak Nafitri Daulay, ini nih senior yang stay tone terus di padus. Padahal udah lulus sidang tapi masih pengen berjuang bareng-bareng loh. Hebat!!
15. Nisa Hud-Dzae-fah , sang rentenir :p Dia yang jago ngatur duit, nagihin anak-anak. Sekaligus pencipta kegaduhan saat ngumpul-ngumpul, yaah lumayan buat jadi mood boster :D
16. Kak N. Annisa Widyayuliana. Kakak yang satu ini yang paling rajin aku PING !! attack :D Meskipun telat, pasti doi tiba-tiba muncul dari pintu. :D
17. Biru Nitis Anjanie, sama ini juga super sibuk. Tapi selalu meluangkan waktunya untuk latihan. Partner Yoko buat ngumpulin receh demi receh ke perusahaan yang baik :D
18. Nadia Dwi Fortuna. Ini si sipit yang suka aku jahilin. Kalo udah megang kamera, itu berarti saat yang tepat untuk deket ama doi :D Tapi komitmennya juga salute buat kakak dari Kevin ini :D
19. Atin Yakutin. Dia terus terusan menjadi korban kejahilan anak-anak kalo ngumpul. Sekaligus musuh bebuyutan si udin :D Kayaknya semua yang dilakuin ama doi, pasti salah di depan anak-anak hahahh tapi doi yang suka ingetin aku makan loh :D
20. Widiyoko Indrarto, ini dia the real pejuang gue. Rela mondar mandir keliling Jakarta, hujan-hujanan, panas terik, rela dia jabanin bersama motor Varionya. Meskipun hidupnya penuh kegalauan sih #eh'
21. Kang Ratno, ini official kami dari kampus. Bantu-bantuin kami selama di Vietnam. Thanks kang :)
22. Kak Harumi Kartini, ini salah satu tim official kita. Yang terus motoin sekaligus videoin semua aktivitas kami. Kalian bisa nikmatin video penampilan kami di Youtube karena dia loh :D
23. Mas Imam Mucholis alias Mr. Nelson, ini dia salah satu pejuangku. Dia yang selalu harus dateng lebih awal karena harus buka kelas dan ngambil keyboard. Tapi dia juga harus pulang paling akhir karena dia juga yang harus balikin.. Se' mas nganu :p
24. Agung, mau tau orang dibalik suksesnya konser tahunan dan Pre-Competition? Ini dia orangnya !! Doi juga wakil aku di kepengurusan. :D
25. Kak Gema Wahyudi, doi ini bisa dibilang asisten pelatih kami. Suka ngambek kalo anak-anak yang hadir cuman dikit :D doi juga jago ngonduct, dan ke-fanatic-annya ke padus patut ditiru !!
26. Salman P. Robani, ini sama dengan Budi. Rumahnya jauh banget di Depok, tapi bela-belain pulang tengah malem buat latihan.
27. Kak Ardie Ramadhana, mau tau siapa otak di balik event Vietnam ini? Ini dia orangnya, Ketua Kontingen. Rela lari-larian, keringetan buat manggilin anak-anaknya yang ketinggalan satu-satu. Kak caca maap sudah membuatnya meng-kurus #ehsalah :D
29. Kak Indra Umbara, senior super sibuk tapi masih bela-belain latihan. Walaupun sampai sekarang dia masih mencari jati diri akan suaranya hahahah #maap kak :p
30. Israruddin (pojok kanan atas). Ini ga beda jauh, aktivis banget. Tapi dia bela2in buat latihan (tapi mungkin karena ada nina juga sih ya) :D Kekocakannya ga usah ditanya! Meskipun tak jarang sedikit krenyes :D
31. Yang motoin : Kak Winner Francisca. Sama dengan kak Ayum, doi juga tim official kami :D Sekarang katanya doi lagi "hamil muda" #eh :D Jangan pernah coba-coba ngajak dia ribut yaak :D
32. Dan TERAKHIR : SAYA SENDIRI, pria cakep berkacamata diantara Kak Bara dan Isra!!
Hebat-hebat ngga tuh?
25. Kak Gema Wahyudi, doi ini bisa dibilang asisten pelatih kami. Suka ngambek kalo anak-anak yang hadir cuman dikit :D doi juga jago ngonduct, dan ke-fanatic-annya ke padus patut ditiru !!
26. Salman P. Robani, ini sama dengan Budi. Rumahnya jauh banget di Depok, tapi bela-belain pulang tengah malem buat latihan.
27. Kak Ardie Ramadhana, mau tau siapa otak di balik event Vietnam ini? Ini dia orangnya, Ketua Kontingen. Rela lari-larian, keringetan buat manggilin anak-anaknya yang ketinggalan satu-satu. Kak caca maap sudah membuatnya meng-kurus #ehsalah :D
29. Kak Indra Umbara, senior super sibuk tapi masih bela-belain latihan. Walaupun sampai sekarang dia masih mencari jati diri akan suaranya hahahah #maap kak :p
30. Israruddin (pojok kanan atas). Ini ga beda jauh, aktivis banget. Tapi dia bela2in buat latihan (tapi mungkin karena ada nina juga sih ya) :D Kekocakannya ga usah ditanya! Meskipun tak jarang sedikit krenyes :D
31. Yang motoin : Kak Winner Francisca. Sama dengan kak Ayum, doi juga tim official kami :D Sekarang katanya doi lagi "hamil muda" #eh :D Jangan pernah coba-coba ngajak dia ribut yaak :D
32. Dan TERAKHIR : SAYA SENDIRI, pria cakep berkacamata diantara Kak Bara dan Isra!!
Hebat-hebat ngga tuh?
Ini sedikit cuplikan perjalanan kami :
Dan dari perjuangan ini akhirnya aku tahu arti Perjuangan yang Sesungguhnya :"D
2 komentar:
Wah seru juga bacanya, walaupun banyak kerikilnya tapi akhirnya happy ending juga hehe btw aku baru aja dinyatakan lulus untuk mewakili indonesia di ICEF Multicultural Understanding di Korea, saat ini kendala karena pihak kampus juga blm bisa membantu. Kalau blh tau alur prosedur pemgajuan sponsor ke rajawali foundation gimana ya? Bisa tlg bantu dijawab ke e-mail : waoderahmah6@gmail.com
Makasih kaakk, ditunggu e-mailnya :))
Wah seru juga bacanya, walaupun banyak kerikilnya tapi akhirnya happy ending juga hehe btw aku baru aja dinyatakan lulus untuk mewakili indonesia di ICEF Multicultural Understanding di Korea, saat ini kendala karena pihak kampus juga blm bisa membantu. Kalau blh tau alur prosedur pemgajuan sponsor ke rajawali foundation gimana ya? Bisa tlg bantu dijawab ke e-mail : waoderahmah6@gmail.com
Makasih kaakk, ditunggu e-mailnya :))
Posting Komentar